POTENSI BISNIS KEHUTANAN DI OBJEK WISATA PEMANDIAN ALAM LAU PENDA, SUMATERA UTARA

2.1 Deskripsi Pemandian Alam Lau Penda 
    Pemandian alam “Lau Penda” yang berlokasi di Desa Kwala Lau Bicik, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Pemandian alam ini dikelola oleh sepasang suami istri dan beberapa pegawai. Daya tarik wisata alam ini adalah sungainya yang lebar dan memiliki air yang jernih dan segar. Wisatawan merasa tertarik untuk bersantai dan menghabiskan weekend nya di sungai ini. Wisatawan yang sering datang ke pemandian alam ini biasanya datang individual, keluarga, kelompok kecil, maupun rombongan besar. 
    Pemandian alam ini juga dipenuhi dengan banyaknya pepohonan dan tumbuhan hijau yang tumbuh di sekitar sungai. Fasilitas yang disediakan juga ada 5 pondok yang lebar. Pondok ini disewakan kepada para wisatawan yang berkunjung dengan harga yang cukup terjangkau. Selain memiliki manfaat untuk menjadi tempat meletakkan barang atau pakaian, pondok ini juga bisa dipakai untuk tempat ibadah. Fasilitas lain yang disediakan adalah kamar mandi, tempat parkir, dan juga kantin. Dengan fasilitas yang cukup lengkap, biaya masuk ke pemandian alam ini juga cukup murah. Biaya masuk ke pemandian alam ini dibandrol dengan harga kisaran Rp 10.000,- hingga Rp 50.000,-. 


2.2 Karakteristik Pemandian Alam Lau Penda 
    Daya tarik dari pemandian alam ini adalah sungainya yang lebar dan memiliki air yang jernih. Lokasi sungai yang jauh dari padatnya pemukiman penduduk atau kota membuat udara di sekitar sungai juga jauh dari polusi dan hirup pikuk kendaraan. Selain itu, daya tarik obyek wisata alam ini adalah karena masih banyaknya pepohonan seperti kelapa sawit dan pohon aren, serta tumbuhan hijau sehingga membuat udara di sekitar pemandian alam ini lebih sejuk. Sungai di Pemandian Alam Lau Penda ini juga tidak terlalu mengalir deras dan tidak dalam sehingga membuat para pengunjung yang akan berenang merasa aman tanpa takut akan terbawa arus. 
    Fasilitas-fasilitas yang didapatkan oleh pengunjung juga baik. Beberapa fasilitas yang dapat dijumpai di Pemandian Alam Lau Penda ini yaitu pondok, fasilitas kebersihan seperti kamar mandi, fasilitas kantin, dan lahan parkir yang luas. Pengunjung yang datang menggunakan kendaraan beroda dua dan beroda empat, bisa memarkirkan kendaraannya di areal lahan parkir yang cukup luas yang letaknya berada di sebelah kantin. Pondok yang dibangun di sepanjang sisi sungai terbilang cukup luas dan bersih, sehingga tak heran jika banyak pengunjung yang menyewa pondok ini untuk bisa melakukan kegiatan ibadah dan acara keluarga sambil memainkan musik dan bernyanyi. Kamar mandi yang disediakan juga bersih karena pegawai di Pemandian Alam Lau Penda membersihkan kamar mandi ini setiap harinya. 
     Selain beberapa fasilitas diatas, pengunjung juga dapat membeli dan merasakan air aren atau yang biasa dikenal oleh masyarakat sekitar dengan nama “Air Nira”. Pemilik menjual air nira ini dengan harga per botol yaitu Rp 10.000,-. Air nira yang didapatkan berasal dari pohon aren yang berada di sekitar sungai. Air nira memiliki cita rasa yang unik yaitu sedikit asam dan juga manis, sehingga tak heran jika wisatawan sedang berkunjung ke pemandian alam ini juga tidak lupa membeli air nira ini. 


 2.3 Potensi Ekonomi Pemandian Alam Lau Penda 
     Sebelum pandemi Covid-19 menyebar, rata-rata jumlah pengunjung per tahun yang datang ke obyek wisata alam Pemandian Alam “Lau Penda” adalah sebanyak 1500 orang per tahun. Rata-rata jumlah pengunjung yang datang sesudah pandemi Covid-19 menjadi 500 orang per tahun. Sehingga persen penurunan pengunjung akibat pandemi Covid-19 ini ialah sebesar 95%. Dengan penurunan pengunjung yang begitu drastis menyebabkan obyek wisata alam ini tutup dalam 8 bulan terakhir. Pada saat melakukan wawancara kepada beberapa orang pengunjung, yang membuat mereka sempat ragu pergi ke obyek wisata alam ini akibat dari virus Covid-19 sehingga membuat para wisatawan khawatir untuk berkumpul dalam jumlah yang besar dan melakukan pencegahan penyebaran virus Covid-19 karena belum ada vaksin pada saat itu. Akan tetapi, pada saat ini jumlah pengunjung mulai meningkat kembali karena rata-rata pengunjung yang datang sudah vaksin dan memenuhi protokol kesehatan sesuai dengan arahan pemerintah. 


 2.4 Ide Potensi Pengembangan Bisnis 
     Selain wisata airnya, di sekitar pemandian alam ini ternyata banyak pepohonan seperti kelapa sawit dan jenis pohon aren yang sengaja ditanami oleh pengelola untuk membuat udara di sekitar semakin sejuk. Padahal seharusnya, hasil buah yang didapatkan dari pohon kelapa sawit maupun pohon aren bisa dijual kembali untuk meningkatkan income atau pendapatan di objek wisata Pemandian Alam Lau Penda ini. 
    Pohon kelapa sawit yang ditanam di areal sekitar sungai ini cukup banyak. Pengelola dapat memanfaatkan kelapa sawit mulai dari batang hingga daunnya. Pengelola dan pengawai bisa memanfaatkan batang kelapa sawit untuk diolah menjadi kayu lapis atau mebel. Selain batangnya, buah yang dihasilkan bisa dikirimkan ke pabrik-pabrik pengolahan minyak untuk diolah menjadi minyak kelapa sawit, dan masih banyak lagi. Selain kelapa sawit yang bisa dimanfaatkan sebanyak mungkin, pihak pengelola bisa juga memanfaatkan pohon aren yang ditanam. Pohon aren selain buahnya yang dapat diolah menjadi produk makanan seperti kolang kaling, batang pohon aren juga bisa dijadikan sebagai penghasil ijuk dan tepung dan bahkan cairan manis yang dikeluarkan dari pohon aren bisa dijual kepada masyarakat. 
    Pengelola bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda selain pemandian alam (sungai), dengan memanfaatkan hasil yang diperoleh dari kelapa sawit dan pohon aren yang tumbuh di sekitar sungai. Apalagi jika pengelola menjual air nira kepada para wisatawan yang berkunjung. Karena sebagian besar masyarakat sekitar atau wisatawan yang berkunjung adalah masyarakat dari suku Batak dan suku Karo. Masyarakat suku Batak dan suku Karo biasanya menyukai air nira. Pengelola bisa menjual air nira dalam kemasan botol dengan kisaran harga Rp 10.000 hingga Rp 20.000.

Komentar